“Yang ikut sejumlah 30 komunitas asal Magelang, Semarang, Wonosobo, dan berbagai daerah lainnya, dengan jumlah peserta 800 orang,” terangnya.
Ia menambahkan, penanaman di lokasi tersebut dimaksudkan untuk menjaring atau mengembalikan debit mata air yang saat ini memang telah berkurang banyak.
“Inti kegiatan ini adalah menangani darurat mata air di wilayah Sindoro,” tegasnya.
Baca Juga: Resep Tempe Katsu Ala Chef Devina Hermawan, Pengganti Chicken Katsu yang Lebih Murah
Sementara itu, Bupati Temanggung yang diwakili Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Toifur Hadi menyampaikan, kegiatan Maraton Konservasi ini selaras dengan program Sabuk Gunung yang tengah digencarkan Pemerintah Kabupaten Temanggung.
Menurutnya, program ini sangat penting untuk menyelamatkan 13.000 hektare lahan kritis dan menjaga Temanggung agar tetap hijau.
Ia menyampaikan, lebih dari 700 mata air ada di Temanggung, 28 di antaranya bahkan digunakan sebagai sumber air baku PDAM Tirta Agung.
Selain itu, juga dimanfaatkan untuk kebutuhan warga sehari-hari dan produksi air mineral kemasan.
Baca Juga: Bakal Rilis di Bioskop 3 Februari 2022, Ini Sinopsis Film Akad yang Mengangkat Keindahan Mandalika
Namun, beberapa mata air sudah banyak yang mati dan mengecil debitnya, terutama saat musim kemarau.