Bukan Gelombang Panas, Namun Peralihan Musim Hujan Ke Musim Kemarau, Waspada Suhu Panas Hingga Pertengahan Mei

- 10 Mei 2022, 13:55 WIB
Makin tingginya suhu panas yang terjadi di Indonesia  saat ini, menurut BMKG bukan merupakan fenomena gelombang panas
Makin tingginya suhu panas yang terjadi di Indonesia saat ini, menurut BMKG bukan merupakan fenomena gelombang panas /ilustrasi pixabay /

IniPurworejo.com- Meningkatnya suhu sejak beberapa hari terakhir dikeluhkan  sebagian masyarakat.

Bahkan kondisi ini terjadi bukan hanya pada siang hari.

Tapi juga pada malam hari yang seharusnya dingin, tapi tetap panas. 

Baca Juga: Polres Purworejo Melakukan Undian Vaksinasi Berhadiah Umroh

Menurut BMKG, meningkatnya suhu panas di berbagai bukanlah fenomena gelombang panas. Tapi, peralihan musim hujan ke musim kemarau yang akan terjadi di sebagian wilayah di Indonesia. 

Berikut penjelasan BMKG yang dikutip IniPurworejo.com dari laman Instagram Infobmkg.

Fenomena suhu udara terik terjadi pada siang hari tersebut, dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut. Diantaranya yakni, posisi semu matahari di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau. 

Peralihan ke musim kemarau tersebut, memicu peningkatan  pertumbuhan awan dan fenomena hujan yang  sangat berkurang.  Sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

Selanjutnya,  dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi terik pada siang hari.

Dijelaskan, suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia juga bukan fenomena gelombang panas. 

Baca Juga: Tiga Warga Purworejo Lolos Seleksi Administrasi Calon Anggota Komisi Informasi Jateng, Ini Daftar Namanya

Menurut world meteorologi Al organization (WMO), gelombang panas atau dikenal dengan Heatwave merupakan kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih. 

Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.

Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.

Berdasarkan data hasil pengamatan suhu maksimum terukur selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33,36 1 derajat Celcius.  Terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimaru-Kalimantan Utara.

 Suhu Maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38,8 derajat Celcius di Palembang pada tahun 3019. Sedangkan pada Mei sekitar 38,8 derajat celcius di Temidung Samarinda pada 2018. 

 Selanjutnya, BMKG meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaant terhadap  kondisi suhu panas atau terik tersebut terutama pada siang hari. Sebab, diprediksi kondisi tersebut masih akan terus terjadi hingga pertengahan Mei mendatang.

Baca Juga: Polres Purworejo dan Polres Kulonprogo Jalin Kerjasama Amankan Arus Balik Di Jalur Pansela

Masyarakat juga diminta  untuk menjaga kondisi tubuh dan memenuhi kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan. ***

 

Editor: Arina Hidayati

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah