Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 2 Halaman 17: Ayo Berlatih, Informasi Kata Kunci Sastra

- 23 November 2023, 16:51 WIB
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 2 Halaman 17: Ayo Berlatih, Informasi Kata Kunci Sastra
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 2 Halaman 17: Ayo Berlatih, Informasi Kata Kunci Sastra /pexels.com/Anete Lusina/

INIPURWOREJO.COM - Dalam perjalanan pendidikan, pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran tertentu menjadi kunci utama keberhasilan.

Hal ini juga berlaku dalam memahami kunci jawaban Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 12 semester 2, terutama pada halaman 17.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 2 Halaman 94: Lengkap Petunjuk Soal dan Jawabannya!

Kunci jawaban bukan sekadar sekumpulan jawaban yang benar, melainkan pintu menuju pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran.

Siswa kelas 12 semester 2 memiliki tantangan besar dalam menghadapi ujian, dan kunci jawaban dapat menjadi alat yang efektif untuk mengasah kemampuan mereka.

Oleh karena itu, pemahaman terhadap kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 semester 2 halaman 17 tidak hanya membantu siswa meraih nilai yang baik, tetapi juga membangun landasan yang kuat untuk keberhasilan akademis dan pemahaman yang lebih luas tentang bahasa dan sastra Indonesia.

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 2 Halaman 17

Ayo Berlatih

1. Masukkan kata kunci berikut ini: Horison, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Ali Topan Anak Jalanan. Informasi apa yang kalian dapatkan?

2. Tentukan dua kata kunci atau entri di bidang sastra yang ingin kalian cari informasinya di antara enam kategori informasi di dalam Ensiklopedia Sastra Indonesia.

Tulislah kata kunci tersebut melalui Ensiklopedia Sastra Indonesia. Tuliskan keterangan dari paragraf pertama entri tersebut seperti di dalam tabel seperti contoh berikut ini.

3. Ubahlah informasi yang kalian kutip dari Ensiklopedia Sastra Indonesia dengan bahasa kalian sendiri.

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 12

1. a. Horison

Informasi yang didapat:

Majalah Horison adalah bulanan kesusastraan yang paling lama hidupnya dalam sejarah sastra Indonesia, yaitu sejak tahun 1966.

Ketika terbit pertama kali pada bulan Juli 1966, majalah itu tidak dapat dipisahkan dari suasana dan semangat kebudayaan pada tahun itu. Dasar diterbitkannya majalah ini adalah semangat untuk menegakkan demokrasi dan kebebasan mencipta.

Majalah ini dibiayai oleh Yayasan Indonesia yang didirikan tanggal 31 Mei tahun 1966.

Pengasuh majalah ini terdiri atas: Mochtar Lubis (Penanggung Jawab); Dewan Redaksi: Mochtar Lubis, H.B. Jassin, Taufiq Ismail, Soe Hok Djin (Arief Budiman), dan D.S. Moeljanto.

Pada tahun-tahun pertama terbit, majalah ini masih banyak memuat karya sastra yang berhubungan dengan situasi politik waktu itu, misalnya sajak-sajak "demonstran" dan karya-karya yang menentang kezaliman kekuasaan otoriter Orde Lama.

Namun, setelah itu muncul penulis baru yang banyak di antaranya berasal dari lingkungan perguruan tinggi sehingga corak tulisan lebih mengarah kepada niat pembaharuan.

Sampai tahun 1974—1975 Horison penuh dengan karyaavant garde yang dikerjakan, antara lain, oleh Sutardji Calzoum Bachri, Putu Wijaya, Danarto, Ikranegara, Sides Sudyarto. Setelah itu, makin sedikit karya mereka yang muncul sehingga makin santer isu merosotnya mutu majalah itu.

b. Sutan Takdir Alisjahbana

Informasi yang didapat:

Sutan Takdir Alisjahbana pengarang Indonesia yang banyak berorientasi ke dunia Barat. Dia mengatakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat.

Walaupun banyak ditentang orang, Sutan Takdir Alisjahbana tetap dengan pendiriannya itu.

Sutan Takdir Alisjahbana lahir di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara, tanggal 11 Februari 1908, dan meninggal tanggal 31 Juli 1993. Jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit di sekitar Bogor.

Sutan Takdir Alisjahbana menempuh pendidikan dasar di HIS Bengkulu. Setelah tamat dari HIS, ia melanjutkan pendidikan ke Kweekschool di Bukittinggi kemudian ia pindah ke Lahat, lalu ke Muara Enim.

Setelah menamatkan pendidikan di Kweekschool, ia melanjutkan sekolahnya ke Hogere Kweekschool (HKS) Bandung tahun 1925--1928..

Pendidikan yang dijalaninya di Bandung itu adalah pendidikan guru. Tahun 1931 ia mengikuti pendidikan di Hoofdacte Cursus Jakarta, sejenis pendidikan guru, dan tamat tahun 1933.

Tahun 1937 ia mengikuti kuliah di Rechtshcogeschool (Sekolah Hakim Tinggi) Jakarta dan tamat tahun 1942.

Di samping itu, tahun 1940 ia mengikuti kuliah di Fakultas Sastra, Universiteit van Indonesie, program studi Ilmu Bahasa Umum, Filsafat Asia Timur dan tamat tahun 1942.

Tahun 1979 Sutan Takdir Alisjahbana mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Bahasa dari Universitas Indonesia dan tahun 1987 mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Sastra dari Universiti Sains Malaysia.

Sutan Takdir Alisjahbana mulai bekerja sebagai guru sekolah dasar (Hollandsch Inlandsche School) di Palembang, Sumatra Selatan, tahun 1928—1929.

Setelah dua tahun mengajar, tahun 1930 ia pindah ke Jakarta. Dia menjabat redaktur kepala pada Penerbit Balai Pustaka dan pimpinan majalah Pandji Poestaka tahun 1930—1942.

Tahun 1942—1945 ia bertugas sebagai penulis ahli dan anggota Komisi Bahasa Indonesia, Jakarta. Tahun 1945—1950 menjabat Ketua Komisi Bahasa Indonesia.

Tahun 1933 Sutan Takdir Alisjahbana mendirikan dan menerbitkan majalah Poedjangga Baroe bersama-sama dengan Amir Hamzah dan Armijn Pane.

Majalah ini menyuarakan pembaharuan sastra. Sutan Takdir Alisjahbana menampilkan beberapa tulisan yang berorientasi pada pendiriannya itu, yaitu pembaruan ala Barat.

c. Ali Topan Anak Jalanan

Informasi yang didapat:

Halaman:

Editor: Aprylia Shinta Bella

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x