Baca Juga: Capaian Pembelajaran Dibuat Untuk Rentang Waktu, Soal Post Test Modul 2
Berikut adalah beberapa elemen yang bisa menjelaskan pola sosialisasi represif dalam keluarga:
1. Otoritas yang Dominan
Orang tua dalam keluarga tersebut mungkin menggunakan kekuatan atau intimidasi untuk mengontrol anak-anak mereka. Mereka mungkin tidak membenarkan atau menghargai keinginan atau kebutuhan anak-anak sebagai individu yang memiliki pemikiran dan perasaan sendiri.
2. Kurangnya Ruang untuk Ekspresi
Anak-anak mungkin tidak didorong untuk menyatakan pendapat mereka atau mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka. Mereka mungkin merasa bahwa tidak ada kebebasan untuk berbicara atau mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau dihukum.
3. Norma Ketaatan yang Ketat
Keluarga tersebut mungkin menekankan pada ketaatan yang mutlak terhadap aturan dan norma yang ditetapkan oleh orang tua, tanpa memberikan ruang untuk penyesuaian atau pemahaman kontekstual.
4. Kurangnya Pengembangan Kemampuan Sosial
Anak-anak mungkin tidak memiliki banyak kesempatan untuk belajar bagaimana berinteraksi secara sehat dengan orang lain di luar keluarga mereka. Mereka mungkin kurang terampil dalam menyelesaikan konflik atau bekerja sama dalam kelompok karena kurangnya pengalaman dalam bernegosiasi dan berkomunikasi dengan orang lain.
5. Dampak Psikologis
Pola sosialisasi ini bisa memiliki dampak psikologis yang negatif, seperti rendahnya rasa percaya diri, kecemasan sosial, atau ketidakmampuan untuk mengambil inisiatif karena ketakutan akan penolakan atau hukuman.
Pola sosialisasi yang bersifat represif sering kali dapat menghambat perkembangan individu secara holistik, baik dalam hal kepercayaan diri pribadi maupun kemampuan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
Baca Juga: Buatlah Contoh Bagian Pembukaan Dari Sebuah Undang-Undang
Secara keseluruhan, ujian Take Home Exam dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi menunjukkan pentingnya integrasi antara teori dan praktik dalam memahami dinamika sosial.