Praktik Pendidikan Kolonial Apa Yang Pernah Anda Lakukan Selama Menjadi Guru?

- 27 Juni 2024, 15:27 WIB
praktik pendidikan kolonial apa yang pernah anda lakukan selama menjadi guru?
praktik pendidikan kolonial apa yang pernah anda lakukan selama menjadi guru? /Pexels.com / Max Fischer/

INIPURWOREJO.COM - Praktik pendidikan kolonial apa yang pernah anda lakukan selama menjadi guru? Berikut ini akan diberikan referensi contoh jawaban dari pertanyaan tersebut.

Adapun soal terserbu merupakan salah satu contoh soal post test Modul 2 Merdeka Mengajar Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif.

Post test Modul 2 dari program Merdeka Mengajar, yang meliputi Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif, menjadi momen penting bagi guru-guru dalam mengevaluasi pemahaman mereka.

Modul ini tidak hanya menantang kemampuan akademis, tetapi juga mengajak para pendidik untuk merenungkan perjalanan mereka dalam mengajar.

Baca Juga: Capaian Pembelajaran Dibuat Untuk Rentang Waktu, Soal Post Test Modul 2

Dengan fokus pada latihan pemahaman yang mendalam dan cerita reflektif yang mendalam, guru-guru diuji untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks nyata.

Post test ini bukan sekadar ujian, tetapi juga sebuah kesempatan untuk mengukur pertumbuhan profesional dan pribadi mereka dalam mendidik generasi mendatang.

Soal

Praktik pendidikan kolonial apa yang pernah anda lakukan selama menjadi guru?

Contoh Jawaban

Saya melakukan pembelajaran yang membuat siswa fokus pada nilai. Saya menekankan kemampuan kognisi siswa seperti latihan soal secara intensif ketika menjelang ujian. Sehingga ketika siswa mendapat nilai kurang saya memandang siswa gagal dalam belajar.

Penjelasan

Pendidikan kolonial merujuk pada sistem pendidikan yang diterapkan oleh penjajah di berbagai wilayah yang mereka kuasai. Sistem ini sering kali didesain untuk mendukung tujuan politik, ekonomi, dan sosial dari pemerintah kolonial, dengan sedikit perhatian terhadap kebudayaan lokal atau kebutuhan masyarakat asli.

Salah satu ciri utama dari pendidikan kolonial adalah penggunaan bahasa dan kurikulum yang diimpor dari negara penjajah, sering kali Inggris, Belanda, atau Prancis, tergantung dari siapa penjajahnya.

Bahasa ini dianggap sebagai bahasa elit dan sarana untuk memperkenalkan nilai-nilai Barat kepada penduduk lokal, sering kali mengabaikan bahasa dan budaya asli mereka.

Kurikulumnya cenderung menekankan pada sejarah, sastra, dan nilai-nilai yang sesuai dengan kepentingan penjajah, sementara pengetahuan lokal dan kearifan tradisional sering diabaikan atau dianggap kurang bernilai.

Baca Juga: Strategi Apa yang Dapat Dijalankan Untuk Meningkatkan Internalisasi Pancasila Sebagai Identitas Nasional

Selain itu, pendidikan kolonial juga menempatkan penekanan yang besar pada asimilasi dan penghapusan identitas budaya lokal.

Sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial sering kali bertujuan untuk mencetak pejabat atau tenaga kerja yang loyal kepada penjajah, dengan mengajarkan nilai-nilai seperti patuh, disiplin, dan hierarki yang menguatkan struktur kekuasaan kolonial.

Dampak pendidikan kolonial terhadap masyarakat penerima bisa sangat beragam. Di satu sisi, sistem pendidikan ini dapat membuka akses terhadap pendidikan formal bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses, yang pada beberapa kasus dapat meningkatkan mobilitas sosial individu.

Namun, di sisi lain, pendidikan kolonial juga sering kali menjadi instrumen dominasi budaya yang menghilangkan atau merendahkan kekayaan budaya dan pengetahuan lokal, serta menghambat proses pemulihan identitas nasional dan kultural setelah periode kolonial berakhir.

Secara keseluruhan, pendidikan kolonial mencerminkan dinamika kekuasaan antara penjajah dan penduduk lokal, di mana pendidikan digunakan sebagai alat untuk memperkuat hegemoni politik dan budaya penjajah sambil mengabaikan hak-hak pendidikan dan pengembangan budaya yang berdaulat bagi masyarakat lokal.***

Editor: Aprylia Shinta Bella

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah