1. Inflasi Ringan
Ini adalah tingkat inflasi yang relatif rendah, dengan kenaikan harga berkisar antara 1-3% per tahun. Inflasi ringan biasanya dianggap sebagai hal yang normal dalam perekonomian karena harga-harga naik dalam batas yang dapat diterima.
Dalam kondisi inflasi ringan, konsumen biasanya masih dapat mempertahankan kebiasaan belanja mereka tanpa perubahan besar-besaran.
2. Inflasi Sedang
Tingkat inflasi ini terjadi ketika kenaikan harga berada dalam rentang 4-6% per tahun. Meskipun tidak seburuk inflasi tinggi, inflasi sedang sudah mulai mempengaruhi keputusan ekonomi dan kebiasaan konsumen.
Perubahan harga yang lebih signifikan dapat menyebabkan konsumen mengurangi pengeluaran atau mencari alternatif yang lebih murah.
3. Inflasi Berat
Inflasi berat terjadi ketika harga-harga naik sekitar 7-10% per tahun. Tingkat ini sudah dianggap tinggi dan dapat mengancam stabilitas ekonomi suatu negara.
Inflasi berat sering kali memicu reaksi pemerintah untuk mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter yang ketat atau kebijakan fiskal untuk menstabilkan harga-harga.
4. Hiperinflasi
Ini adalah tingkat inflasi yang ekstrem, dengan kenaikan harga melebihi 50% per bulan secara berkelanjutan. Hiperinflasi biasanya terjadi karena faktor-faktor eksternal atau kegagalan kebijakan ekonomi yang serius.
Dampaknya sangat merusak, termasuk penurunan nilai mata uang secara drastis, meningkatnya kemiskinan, dan ketidakstabilan sosial ekonomi yang parah.
Memahami tingkatan ini penting karena membantu mengidentifikasi seberapa jauh inflasi dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara dan bagaimana kebijakan ekonomi dapat disesuaikan untuk mengatasi dampaknya.