Network
IniPurworejo.com - Menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2022 kenaikan harga terjadi pada sejumlah bahan pokok, diantaranya pada harga cabai yang mencapai dua kali lipat dari harga normal. Kenaikan ini juga terjadi secara merata di sejumlah pasar tradisional di Purworejo, Jawa Tengah.
Salah satu pedagang pasar tradisional Suronegaran Purworejo, Sulastri mengatakan, kenaikan harga cabai disebabkan pasokan cabai dari petani yang menurun. Kenaikan terjadi sejak 1 pekan terakhir.
Cuaca yang tak menentu menyebabkan hasil panen cabai berkurang, akibatnya harga cabai dipasaran melambung tinggi. Harga cabai kembali mengalami kenaikan imbas turunnya pasokan dari petani.
"Harga cabai naik 2 kali lipat pada musim hujan kali ini. Kenaikan terjadi untuk cabai merah besar, cabai keriting, dan cabai rawit," katanya saat ditemui di Pasar Suronegaran Sabtu 18 Desember 2021.
Sulastri mengatakan, petani mengalami gagal panen akibat musim penghujan yang intensitasnya cukup tinggi. Kenaikan yang terjadi saat ini kerap terjadi setiap tahun dengan penyebab yang sama yaitu gagal panen.
"Kami kemarin dapet info dari petani mereka mengeluhkan hasil panen nya berkurang," ujarnya.
Sulastri mengatakan hari ini harga cabai rawit mencapai Rp65 ribu yang sebelumnya masih Rp55 ribu, cabai merah besar Rp40 ribu per kg yang sebelumnya Rp28 ribu, dan untuk cabai hijau saat ini Rp20 ribu dari yang semula hanya Rp15 ribu.
Di pasar pagi Tambakrejo, harga cabai hari ini berkisar Rp60-70 ribu. Harga cabai rawit Rp 63 ribu per kg atau naik Rp4.000 dibandingkan hari sebelumnya yaitu Rp59 ribu. Selanjutnya, harga cabai merah besar tercatat Rp46.000 per kg atau naik Rp7.000 dari harga sebelumnya, cabai keriting Rp33.500 per kg atau naik Rp5.000 dari hari kemarin.
Diakui para pedagang, mahalnya harga cabai berimbas pada turunnya omset penjualan hingga 30 persen. Menurutnya masyarakat masih kaget dengan kenaikan harga cabai yang saat ini semakin mahal. Ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi atas permasalahan ini.
"Mohon dikasih solusi agar harga kembali normal apalagi menjelang Nataru malah kami takutkan bisa naik lagi," tandasnya.***
