Maraton Konservasi, Komunitas Pencinta Alam Tanam Seribu Bibit Pohon di Lereng Sindoro

- 24 Januari 2022, 12:08 WIB
Seribu bibit pohon ditanam di lereng Gunung Sindoro.
Seribu bibit pohon ditanam di lereng Gunung Sindoro. /

IniPurworejo.com - Puluhan komunitas pencinta alam dari dalam dan luar Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengikuti gerakan Maraton Konservasi.

Kegiatan itu untuk menyosong program Basarnas Emas yang diselenggarakan oleh Basarnas, bekerja sama dengan PT Perhutani dan Gabungan Remaja Anak Sindoro (Grasindo).

Kegiatan ini dipusatkan di Lereng Gunung Sindoro, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Minggu, 23 Januari 2022.

Baca Juga: Laut Selatan Jawa Selalu Minta Tumbal Setiap Tahunnya, Ini Kisah Dibalik Sejuta Misteri Sebenarnya

Kepala Kantor Pertolongan dan Pencarian Orang (SARDA) Semarang Heru Suhartanto mengatakan, kegiatan Maraton Konservasi sudah dilaksanakan sejak November 2021. Kemudianakan ditutup di Ungaran pada 12-13 Februari 2022.

Maraton Konservasi untuk menyambut ulang tahun emas Basarnas, dengan penanaman pohon ini merupakan salah satu upaya untuk mitigasi bencana.

“Tujuannya untuk mitigasi bencana alam, utamanya di wilayah Kedu Utara, sehingga bisa menjadi upaya pencegahan terjadinya longsor, banjir dan kekeringan mata air,” ujarnya di sela kegiatan.

Baca Juga: Mantan Kapolres OKU Timur Ditahan Lantaran Diduga Terima Uang Suap Rp2 Miliar

Ketua penyelenggara kegiatan, Arifin mengatakan, gerakan ini akan menanam 1.000 bibit pohon di kawasan hutan lindung milik Perhutani KPH Kedu Utara. Tepatnya di sekitar pos satu jalur pendakian Gunung Sindoro via Kledung.

“Yang ikut sejumlah 30 komunitas asal Magelang, Semarang, Wonosobo, dan berbagai daerah lainnya, dengan jumlah peserta 800 orang,” terangnya.

Ia menambahkan, penanaman di lokasi tersebut dimaksudkan untuk menjaring atau mengembalikan debit mata air yang saat ini memang telah berkurang banyak.

“Inti kegiatan ini adalah menangani darurat mata air di wilayah Sindoro,” tegasnya.

Baca Juga: Resep Tempe Katsu Ala Chef Devina Hermawan, Pengganti Chicken Katsu yang Lebih Murah

Sementara itu, Bupati Temanggung yang diwakili Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Toifur Hadi menyampaikan, kegiatan Maraton Konservasi ini selaras dengan program Sabuk Gunung yang tengah digencarkan Pemerintah Kabupaten Temanggung.

Menurutnya, program ini sangat penting untuk menyelamatkan 13.000 hektare lahan kritis dan menjaga Temanggung agar tetap hijau.

Ia menyampaikan, lebih dari 700 mata air ada di Temanggung, 28 di antaranya bahkan digunakan sebagai sumber air baku PDAM Tirta Agung.

Selain itu, juga dimanfaatkan untuk kebutuhan warga sehari-hari dan produksi air mineral kemasan.

Baca Juga: Bakal Rilis di Bioskop 3 Februari 2022, Ini Sinopsis Film Akad yang Mengangkat Keindahan Mandalika

Namun, beberapa mata air sudah banyak yang mati dan mengecil debitnya, terutama saat musim kemarau.

“Oleh karena itu, tugas kita bersama untuk menjaga mata air-mata air kita ini. Mengingat air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia. Bukan hanya saat ini, tetapi demi anak cucu kita nanti,” tandasnya.***

Editor: Sudarno Ahmad Nashori

Sumber: jatengprov


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah