13 Ekor Sapi di Rembang Terjangkit PMK, Empat Ekor Dinyatakan Sembuh, Ini yang Dilakukan Distapang

- 16 Mei 2022, 18:02 WIB
Peternak mengikat sapi miliknya yang dijual di Pasar Hewan Singosari, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/5/2022).  Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah justru membuat harga sapi di pasar tersebut mengalami kenaikan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta per ekor.
Peternak mengikat sapi miliknya yang dijual di Pasar Hewan Singosari, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/5/2022). Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah justru membuat harga sapi di pasar tersebut mengalami kenaikan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta per ekor. /Antara/Ari Bowo Sucipto/ARI BOWO SUCIPTO

IniPurworejo.com - Empat ekor sapi di Rembang, Jawa Tengah, yang sebelumnya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) dinyatakan sembuh.

Keempat ekor sapi tersebut merupakan kasus PMK pertama yang dideteksi di Kecamatan Kaliori, Rembang.

Sementara sembilan ekor sapi lainnya, masih dalam upaya pemulihan kesehatannnya sehingga bisa segera terbebas dari PMK.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DI Yogyakarta Hari ini, Selasa, 17 Mei 2022: Sleman Hujan Lebat dan Hujan Sedang di Kota Jogja

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto, mengatakan pihaknya mencatat dari 13 ekor sapi yang terjangkit PMK di Kabupaten Rembang.

Dari jumlah itu, empat ekor di antaranya dinyatakan sembuh dan lainnya masih tahap penyembuhan.

Ia mengakui hingga pekan ini tercatat ada 13 kasus PMK yang menyerang ternak sapi milik warga di Kecamatan Kaliori.

Kemudian di Kecamatan Sarang ada lima kasus dan empat kasus di Kecamatan Kragan.

Petugas juga diterjunkan langsung ke masing-masing peternak untuk pemulihan kesehatan hewan ternak yang terjangkit PMK tersebut.

Baca Juga: Loker Terbaru, PT Top And Top Apparel Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, Paling Lambat 20 Mei 2022

"Semua biaya penyembuhannya ditanggung pemerintah, sedangkan saat ini kami sedang mengajukan tambahan obat-obatan ke Pemprov Jateng karena persediaan semakin menipis," ujarnya.

Ia berharap dukungan peternak untuk tidak melakukan aktivitas jual beli untuk sementara waktu. Terutama membeli ternak dari daerah wabah PMK.

Kasus pertama yang diketahui, peternak asal Kecamatan Kaliori membeli dua ekor sapi dari Jawa Timur.

Selang beberapa hari ternyata sakit dengan gejala klinis. Seperti terjangkit PMK, kemudian menular ke dua ekor sapi yang ada di kandang.

"Pengawasan paling efektif memang pada lalu lintas ternaknya, karena sepanjang tidak ada hewan ternak dari luar daerah, terutama dari daerah wabah dimungkinkan aman dari penularan PMK," kata dia.

Kondisi seperti sekarang, kata dia, dimungkinkan ada pihak yang tetap nekat membeli hewan ternak yang dijual murah.

Baca Juga: Gelombang Setinggi 4 Meter Masih Berpotensi Terjang Selatan Jabar, Jateng dan DIY, Masyarakat Diimbau Waspada

Sedangkan pengawasannya tidak mudah karena keterbatasan personel.

Untuk saat ini, pihaknya masih menunggu standar operasional prosedur yang jelas dari pemerintah pusat terkait hal itu.

Sehingga nantinya terjadi sinergi antardaerah agar tidak semakin menyebar ke daerah lain.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang juga melakukan langkah antisipasi dengan mengundang para peternak untuk diberikan sosialisasi.

Yakni sosialisasi terkait penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan ternak. Mulai dari sapi, kerbau, domba, kambing hingga babi.

Selain itu, petugas di lapangan juga melakukan tugas sosialisasi kepada para peternak maupun pedagang hewan ternak terkait gejala klinis yang terjadi pada ternak yang terjangkit PMK.

Baca Juga: Pastikan Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2566 BE Lancar, Polres Kebumen Terjunkan Personel Jaga Vihara

Kemudian cara penularannya dan penanganannya agar tidak sampai menular ke ternak lainnya.***

Editor: Sudarno Ahmad Nashori

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x