Serangan Berlangsung Massif, Bantuan untuk Penduduk Mariupol yang Terkepung Gagal Disalurkan

11 Maret 2022, 18:09 WIB
Sebuah rumah sakit di Mariupol, Ukraina, menjadi sasaran serangan Rusia. /Handout via REUTERS

IniPurworejo.com- Ukraina menyebut serangan yang dilancarkan Rusia di Mariupol berlangsung massif setiap 30 menit.

Massifnya serangan telah menggagalkan upaya untuk mengirim bantuan makanan, air, dan obat-obatan ke Mariupol.

"Warga sipil yang terperangkap di Mariupol Ukraina telah melalui dua hari neraka", kata seorang pejabat lokal pada Jumat, 11 Maret 2022.

“Setiap 30 menit, pesawat tiba di atas kota Mariupol dan menyerang daerah pemukiman, membunuh warga sipil orang tua, wanita, anak-anak,” katanya. 

Baca Juga: Kondisi Semakin Memburuk, Setengah dari Jumlah Penduduk Kyiv Tinggalkan Ibu Kota

Sekitar 400.000 orang terperangkap tetap berada di Mariupol, ditengah serangan yang merusak bangunan gedung.

Di tengah penembakan dan serangan itu, tidak ada satu pun warga sipil yang dapat meninggalkan kota pelabuhan di Ukraina selatan itu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan pasukan Rusia memulai serangan tank di koridor kemanusiaan kota pada Kamis.

“Penjajah melancarkan serangan tank tepat di tempat koridor ini seharusnya berada”, kata Zelenskyy dalam pidato yang disiarkan televisi. 

Baca Juga: David Bennett, Manusia Pertama dengan Jantung Babi Hanya Bertahan Hidup Selama Dua Bulan

“Mereka memiliki perintah yang jelas untuk menyandera Mariupol, untuk mengejeknya, untuk terus-menerus mengebom dan membomnya," ucap Zelensky.

Mariupol secara strategis penting karena penangkapannya akan memungkinkan Rusia untuk menghubungkan basis pro-Moskow di timur dan Krimea yang dikuasai Rusia di selatan.

Pengepungan Rusia di Ukraina selama 10 hari telah mengakibatkan setidaknya 1.300 kematian, menurut pejabat Ukraina.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis mengatakan bahwa pihaknya telah mencatat 549 kematian warga sipil di seluruh Ukraina, termasuk 41 anak-anak, meskipun jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.***

 

Editor: Andi Susanto

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler