Ditengah Pengeboman Rusia, Evakuasi Perempuan dan Anak-anak Warga Sipil Ukraina Berlangsung Dramatis

- 16 Maret 2022, 10:44 WIB
Proses evakuasi warga sipil di Ukraina berlangsung dramatis.
Proses evakuasi warga sipil di Ukraina berlangsung dramatis. /The Guardian

IniPurworejo.com- Proses evakuasi warga sipil di Ukraina berlangsung dramatis, ditengah aksi pengeboman pasukan Rusia yang masih berlanjut.

Pada Selasa, 15 Maret 2022, Ribuan warga Sumy yang didominasi perempuan dan anak-anak dievakuasi menggunakan bus, meninggalkan kota yang terkepung.

"Lebih dari 100 bus yang membawa beberapa ribu warga sipil, telah meninggalkan kota Sumy yang terkepung di timur laut Ukraina,” kata Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Bus berlambang Palang Merah itu rencananya menuju Lubny, sebuah kota di Ukraina tengah, tetapi mungkin tidak dapat mengambil rute secara langsung.

Baca Juga: Putusan Pengadilan India : 'Larangan Hijab di Sekolah Tidak Melanggar Hukum', Muslim Semakin Terpinggirkan

Juru bicara ICRC Jason Straziuso mengatakan pada hari Selasa, menambahkan pihak Rusia telah memberikan lampu hijau untuk evakuasi.

Dia sebelumnya mengatakan tujuan bus yang penuh perempuan dan anak-anak itu adalah Poltava. 

“Warga sipil diangkut bus bepergian dalam dua konvoi yang berbeda, dalam operasi evakuasi gabungan antara kami dan Palang Merah Ukraina,” kata Straziuso.

Sekitar tiga juta warga Ukraina telah meninggalkan tanah air mereka sejak pasukan Rusia menyerbu pada 24 Februari, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Baca Juga: Serangan Mematikan Rusia Hantam Pemukiman Penduduk di Kyiv, Korban Nyawa Kembali Bertambah

Mereka termasuk 1,8 juta orang Ukraina yang sekarang berada di Polandia, kata badan pengungsi PBB, dengan 300.000 pindah ke Eropa Barat.

"Di antara para pengungsi ada 1,4 juta anak-anak, yang berarti rata-rata 73.000 anak telah menjadi pengungsi setiap hari sejak invasi," kata juru bicara Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa James Elder.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan ratusan warga sipil berhasil meninggalkan Mariupol dengan mobil, selama dua hari berturut-turut.

Baca Juga: Protes Hentikan Invasi di Ukraina, Hampir Satu Juta Warga Rusia Ditahan Pihak Keamanan

Akan tetapi konvoi bantuan yang berusaha mencapai kota pelabuhan itu tertahan di Berdyansk di dekatnya saat penembakan Rusia berlanjut.

Vereshchuk mengatakan mayoritas penduduk tidak memiliki mobil, sehingga perlu bus untuk mencapai kota melalui konvoi sehingga mereka dapat dievakuasi.

“Rusia, seperti biasa, berbohong secara sinis, berpikir bahwa orang-orang dan dunia tidak melihatnya dan tidak mengerti,” kata Vereshchuk. 

Rusia tidak segera mengomentari situasi di sekitar Mariupol. Mereka membantah menargetkan warga sipil dan menyalahkan Ukraina atas kegagalan untuk membangun jalur aman bagi warga sipil dan konvoi evakuasi sejak menginvasi negara itu.***

Editor: Andi Susanto

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah