"Semua biaya penyembuhannya ditanggung pemerintah, sedangkan saat ini kami sedang mengajukan tambahan obat-obatan ke Pemprov Jateng karena persediaan semakin menipis," ujarnya.
Ia berharap dukungan peternak untuk tidak melakukan aktivitas jual beli untuk sementara waktu. Terutama membeli ternak dari daerah wabah PMK.
Kasus pertama yang diketahui, peternak asal Kecamatan Kaliori membeli dua ekor sapi dari Jawa Timur.
Selang beberapa hari ternyata sakit dengan gejala klinis. Seperti terjangkit PMK, kemudian menular ke dua ekor sapi yang ada di kandang.
"Pengawasan paling efektif memang pada lalu lintas ternaknya, karena sepanjang tidak ada hewan ternak dari luar daerah, terutama dari daerah wabah dimungkinkan aman dari penularan PMK," kata dia.
Kondisi seperti sekarang, kata dia, dimungkinkan ada pihak yang tetap nekat membeli hewan ternak yang dijual murah.
Sedangkan pengawasannya tidak mudah karena keterbatasan personel.
Untuk saat ini, pihaknya masih menunggu standar operasional prosedur yang jelas dari pemerintah pusat terkait hal itu.