IniPurworejo.com - Indonesia masih bergantung kedelai impor dibandingkan kedelai lokal. Padahal kedelai merupakan bahan baku tempe dan tahu.
Alasannya karena produksi dalam negeri yang tidak bisa memenuhi kebutuhan nasional.
Dari segi kualitas, kedelai impor sudah memiliki standarisasi. Mulai dari bentuk, besar, warna yang seragam. Sementara kualitas kedelai lokal tidak terstandarisasi dengan baik.
Baca Juga: Sejumlah Event Akan Meriahkan Peringatan Hari Lahir WR Supratman
Hal itu karena proses produksi kedelai impor dari Amerika Serikat, Brasil, Argentina, dan Kanada, telah menggunakan teknologi dan mekanisasi.
Sementara proses produksi kedelai lokal masih berbasis pertanian tradisional.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin, mengatakan kebutuhan kedelai di Indonesia sekitar 3 juta ton lebih.
Sedangkan produksi kedelai lokal hanya sekitar 2 juta ton.
"Menurun, dan turun terus sampai tahun kemarin 2021 informasi yang saya terima adalah hanya 300 ribu ton produksi kedelai lokal," kata Aip, Selasa, 18 Januari 2022.
Baca Juga: Waspada! Hari ini Berpotensi Turun Hujan Lebat yang Bisa Mengakibatkan Bencana Alam