Konflik Ukraina-Rusia Dikhawatirkan Memanas, PBB Desak Diplomasi Redam Ketegangan

- 16 Februari 2022, 10:38 WIB
PBB mendesak diplomasi meredam konflik Rusia-Ukraina
PBB mendesak diplomasi meredam konflik Rusia-Ukraina /dok. Telegram Kemenhan Rusia/

IniPurworejo.com- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak diplomasi untuk meredam ketegangan Ukraina dan Rusia.

PBB menghawatirkan meningkatnya konflik antara Ukraina dengan Rusia akan memicu perang militer.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak para pemimpin dunia untuk menggencarkan diplomasi guna menenangkan keadaan.

Baca Juga: Usai Konflik Hijab, Sekolah di India Mulai Dibuka, Para Murid Dilarang Kenakan Pakaian Keagamaan

"Bahkan kemungkinan tentang konfrontasi yang membawa bencana seperti itu tidak bisa kita terima," kata Guterres kepada pers, setelah makan siang dengan para duta besar negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan, pihaknya mendengar kabar bahwa Rusia akan melakukan serangan pada Rabu,16 Februari 2020.

Amerika Serikat mengatakan Moskow sedang meningkatkan kekuatan militernya.

Rusia, sementara itu, telah memberi isyarat untuk terus melakukan dialog dengan negara-negara Barat dalam upaya meredakan krisis keamanan.

Baca Juga: Bertemu Menlu Perempuan Negara Pasifik, Menlu Retno Bahas Pandemi dan Ekonomi

"Sekarang adalah waktunya untuk menurunkan ketegangan dan mengurangi pergerakan di lapangan. Pernyataan terbuka harus ditujukan untuk menurunkan ketegangan, bukan untuk mengobarkan," ujar Guterres.

Sebelumnya pada Senin, Sekjen PBB melakukan pembicaraan dengan menteri luar negeri Rusia dan Ukraina secara terpisah.

Guterres kemudian mengatakan kepada para wartawan bahwa dirinya akan tetap menjalin komunikasi secara penuh dalam jam-jam dan hari-hari ke depan.

Sekjen menekankan bahwa Piagam PBB mengamanatkan semua negara anggota agar dalam hubungan internasional menahan diri untuk tidak melakukan ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik negara manapun.

Baca Juga: Kematian Bocah Maroko yang Jatuh Ke Sumur Undang Simpati Klub Sepak Bola Dunia Hingga Paus Fransiskus

Ia mengingatkan semua pihak untuk terus mengupayakan diplomasi, bukan konfrontasi, dalam mencari penyelesaian konflik.

"Ini permohonan saya, jangan gagal dalam mewujudkan perdamaian," katanya.

PBB, seperti yang dikatakan juru bicaranya Stephane Dujarric pada Senin, tidak berencana mengevakuasi atau memindahkan satu pun anggota stafnya keluar dari Ukraina.

Dujarric mengatakan ada lebih dari 1.600 anggota staf PBB yang bertugas di Ukraina.

Sebanyak 220 dari mereka adalah warga negara asing dan lebih dari 1.400 merupakan warga Ukraina.***

Editor: Andi Susanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah