Pada saat itu, banyak pemilih mengatakan mereka percaya Gotabaya dan Mahinda Rajapaksa akan meningkatkan keamanan dan menstabilkan negara.
Tapi bukannya memperbaiki keadaan, Rajapaksa telah terbukti tidak kompeten dan tidak mampu mengambil keputusan yang tepat.
Krisis valuta asing telah mengakibatkan melonjaknya inflasi dan penurunan ekonomi yang terburuk di Sri Lanka dalam beberapa dekade.
Kondisi ini membuat warga miskin berjuang untuk membeli makanan dan menyebabkan kekurangan bahan bakar bahkan pemadaman listrik selama berjam-jam yang mengancam pelaku bisnis.***