Network
IniPurworejo.com - Selama satu tahun ini, dinamika praktik bermedia, terutama ruang digital memperlihatkan kondisi yang bagai rimba raya.
Siapa kuat, maka dialah yang akan survive. Ruang digital terasa keruh, karena para pelaku media cenderung lemah dalam eksplorasi etika.
Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud NS, mengatakan secara umum, semua pihak membutuhkan penguatan kearifan berkomunikasi.
Baca Juga: Naik Lima Persen, 1,3 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Sepekan Terakhir
"Baik dalam ranah media massa (media mainstream) maupun media sosial," kata Amir, didampingi Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana, dalam Refleksi Sikap Akhir Tahun 2021, Minggu 26 Desember 2021.
Menurutnya, fenomena pemanfaatan media mainstream untuk memenangi opini, antara lain dengan bersikap ofensif kepada lawan politik.
"Yang berjalan beriring dengan penggunaan platform-platform media sosial yang juga banyak menyampaikan unggahan-unggahan bersifat menyerang, menista, dan mem-bully,” tutur Amir Machmud.
Dia mengungkapkan, kasus-kasus yang kemudian berproses di ranah UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) menggambarkan konsekuensi berupa celah eksplorasi kearifan dalam mempertimbangkan akibat-akibat.
Baca Juga: Libur Natal, Jumlah Penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi Turun 41,6 Persen
