Network
INIPURWOREJO.COM - Korea Selatan terpaksa mengembangkan sendiri Active Electronically Scanned Array (AESA) radar untuk pesawat generasi 4.5, KF-21 Boramae, karena Amerika Serikat tidak bersedia berbagi teknologi yang diperlukan untuk pengembangan radar.
Ketidaksetujuan Washington untuk berbagi teknologi manufaktur radar AESA untuk proyek KF-21 hampir "menghancurkan" seluruh program, yang menjadi sumber kebanggaan bagi industri pertahanan negara Asia Timur itu.
Meskipun demikian, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), agensi pertahanan yang dimiliki pemerintah Korea Selatan, menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan lokal memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi radar AESA mereka sendiri tanpa bantuan teknologi dari Amerika Serikat.
DAPA memilih perusahaan lokal Hanwha Systems untuk mengembangkan radar AESA untuk KF-21, dan pada Agustus 2020, prototipe radar AESA untuk pesawat generasi 4.5, yang dijuluki "versi F-35 untuk Asia," diumumkan secara publik untuk pertama kalinya.
Baca Juga: Kapal Induk China Meletus Dalam Kebakaran, Angkatan Laut PLA Mengadakan Latihan Untuk Memadamkan Api
Pesawat tempur KF-21 sedang dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI).
Menurut Hanwha Systems, radar AESA untuk KF-21 dijelaskan sebagai "mata dan otak pesawat," memungkinkannya "melihat" potensi ancaman dari jarak yang lebih jauh.
"Radar AESA KF-21 adalah salah satu sensor avionik paling kritis yang melaksanakan berbagai misi seperti pemantauan, deteksi target udara dan darat, serta menghasilkan gambar video," menurut perusahaan Korea Selatan tersebut.
DAPA menggunakan pesawat uji Boeing 737 untuk melakukan pengujian pada radar AESA yang dikembangkan oleh Hanwha untuk digunakan pada KF-21.
