Kades Wadas: Orang-orang Dari Luar Desa Penyebab Konflik Horizontal di Desa Wadas

- 17 Februari 2022, 09:09 WIB
acara silaturahmi dan konsolidasi perkumpulan Kepala Desa, Polosoro Purworejo dengan tema Mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) di Purworejo, di Ganeca Convention Hall, pada Rabu tanggal 16 Februari 2022
acara silaturahmi dan konsolidasi perkumpulan Kepala Desa, Polosoro Purworejo dengan tema Mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) di Purworejo, di Ganeca Convention Hall, pada Rabu tanggal 16 Februari 2022 /IniPurworejo/HasnWb/


IniPurworejo.com - Kepala Desa Wadas, Kecamatan Bener, Fahri Setiyanto menyebutkan bahwa banyak orang luar Desa Wadas bahkan luar kota dan tidak berkepentingan di Wadas masuk ke desa dan telah mendoktrin warga Wadas selama dua tahun lamanya.

Orang-orang dari luar desa tersebut dinilainya yang menjadi penyebab konflik horizontal yang terjadi di Wadas saat ini.

Hal itu diungkapkan dalam acara silaturahmi dan konsolidasi perkumpulan Kepala Desa, Polosoro Purworejo dengan tema Mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) di Purworejo, di Ganeca Convention Hall, pada Rabu tanggal 16 Februari 2022.

Diketahui di Desa Wadas nantinya akan dijadikan lokasi penambangan batuan andesit (quarry) sebagai material pembangunan PSN Bendung Bener. Di Wadas juga telah terjadi pro dan kontra antar warga mengenai rencana penambangan tersebut.

"Memang untuk saat ini di pos dan posko di Wadas itu yang berjaga bukan warga kami, saya barusan lewat juga ada dua orang yang berjaga bukan warga kami," kata Fahri.

Pihaknya tidak mengetahui dari mana orang luar tersebut berasal. Fahri menilai bahwa permasalahan di Wadas harus diselesaikan melalui diskusi dan musyawarah tanpa melibatkan pihak luar yang tidak berkepentingan di Desa Wadas.

"Ya dari luar kota, intinya bukan warga kami, dari LSM atau mana kami kurang tahu, yang jelas itu bukan warga kami. Sebaiknya untuk permasalahan Wadas ini itu harus dirembug dengan warga masyarakat sendiri, jangan sampai kemasukan dari luar daerah," jelasnya.

Dikatakan, orang-orang yang tidak berkepentingan itu telah bertahun-tahun di Desa Wadas. Mereka mendoktrin warga sehingga terjadilah konflik horizontal di Wadas.

"Yang terjadi di Desa Wadas itu kemasukan orang dari luar, dari luar itu masuk sudah dua tahun, warga kami didoktrin terus menerus," katanya.

Fahri mengharapkan Desa Wadas kedepannya akan kembali rukun seperti dahulu sebelum ada konflik pro dan kontra penambangan.

Halaman:

Editor: Hans Wb


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x